Minggu, 14 November 2010

TIPOLOGI KEISLAMAN


TIPOLOGI KEISLAMAN DI INDONESIA
Oleh: DR. H. Hasan Basri al-Mardawy, MA

Keberagamaan masyarakat Islam di Indonesia dapat diklasifikasikan ke dalam lima tipe: tipe nominalistik, tipe simbolistik, tipe ritualistik, tipe legalistik, dan tipe holistik

1.      Tipe Nominalistik
Tipe ini biasanya disebut dengan Islam nominal atau Islam hanya sekedar nama saja (dalam istilah sehari-hari dikenal dengan ‘Islam KTP’). Keislaman seseorang sebagai akibat dari garis keturunan yang lebih dulu menganut agama Islam. Islam ditandai adanya syahadat primordial, adanya khitan, nikah secara Islam, dan mati diurus secara Islam. Shalat dilakukan setahun dua kali: shalat ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha; dan lebih mementingkan tradisi.

2.      Tipe Simbolistik
Tipe ini, selain memiliki ciri-ciri yang terdapat pada tipe pertama, bukti keislamannya dapat ditandai pada simbol-simbol yang digunakan untuk menunjukkan  indentitasnya. Model pakaian cendrung kearab-araban, memakai selempang, peci haji, biji tasbih di tangan bahkan di mobil pribadi, al-Qur’an hanya sekedar di pajang di lemari.  Selain itu, aktivitas keagamaan agak meningkat yang ditandai dengan kehadirannya  setiap shalat Jum’at, ikut serta dalam kegiatan acara Hari-Hari Besar Islam, kenduri, penggalangan massa di lapangan terbuka untuk melakukan istighatsash akbar, do’a bersama, zikir akbar, partai politik berlabel Islam, dan sejenisnya. Islam model ini lebih mementingkan formalitas atau penampilan luar daripada subtansinya.

3.      Tipe Ritualistik
Tipe ini selain memiliki karakteristik kedua tipe di atas, dengan beberapa pengecualian atau meninggalkan hal-hal yang tidak perlu, juga tekun melakukan shalat fardhu lima waktu, shalat sunat rawatib, dan shalat-shalat sunat lainnya, gemar membaca al-Qur’an, berpuasa Ramadhan dan puasa sunat, melakukan i’tikaf, menunaikan zakat harta (zakat mal), mengeluarkan zakat fithrah, berzikir secara individual, berdo’a dengan khusyu’, berqurban, melaksanakan ‘aqiqah, memenuhi nadzar, dan menunaikan ibadah haji. Islam model ini memadukan formalitas dan subtansi. Islam tidak hanya pada penampilan luar tetapi juga diamalkan ajaran-ajarannya secara konsisten dan konsekuen.

4.      Tipe Legalistik
Di samping memiliki karakteristik ketiga tipe diatas, pengamalan ajaran Islam semakin meningkat sampai kepada domain (ranah) yang lebih luas atau menyentuh ranah sistem politik kenegaraan. Pengamalan hukum Islam harus mendapat legalitas kekuasaan negara terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan mu’amalah, misalnya kegiatan ekonomi, pelaksanaan zakat, wakaf, hibah, warisan, pernikahan, dan sebagainya. Dalam hal-hal tertentu kemapanan implementasi ajaran sangat ditentukan oleh legalisasi pemerintah. Hal ini, misalnya, dapat dilihat pada pentingnya pengesahan tanah wakaf atau hibah dengan sertifikat atau akta dari notaris,  penunaian zakat, terutama bagi pegawai negeri, melalui birokrasi, dan pernikahan di depan pegawai KUA (Kantor Urusan Agama). Demikian juga penentuan awal Ramadhan dan hari raya.  

5.      Tipe Holistik
Tipe ini melampuai keempat tipe di atas. Tipe yang kelima ini disebut juga ideal Islamic type (tipe Islam yang ideal); atau lazim disebut, menurut istilah al-Qur’an, dengan Islam kaffah. Maksudnya, mengamalkan ajaran Islam secara totalitas dalam seluruh aspek kehidupan sesuai dengan misi dan ciri Islam itu sendiri yang bersifat universal. Islam dari ujung kaki sampai ke ujung rambut. Pada taraf ini, ajaran Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari berbagai aspek kehidupan, individu, keluarga, masyarakat, dan pemerintahan. Tipe ini merujuk kepada ayat al-Qur’an yang memerintahkan agar orang beriman menjalankan syari’at secara kaffah (al-Baqarah: 208). Islam dipahami sebagai sistem Ilahiyah; bukan sistem Jaihilyah. Hukum yang diterapkan adalah hukum Allah; bukan hukum Jahilyah. Ini diisyaratkan dalam al-Qur’an: Apakah hukum Jahiliyah yang mereka cari; dan hukum manakah yang lebih baik bagi orang yang yakin selain hukum Allah? (al-Maidah: 50). Tipe kelima ini, agaknya, belum terealisasi dalam kehidupan keseharian umat Islam saat ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar