Selasa, 16 November 2010

MAZAHIB ISLAMIYAH.Bag 1

DR. H. Hasan Basri, MA


MATERI KULIAH: MAZAHIB ISLAMIYAH
Bagian 2


3. Aliran-aliran teologi dalam Islam (Rasional dan Tradisional).

1) Khawarij

Kelompok yang keluar dari barisan ‘Ali bin Abi Thalib dan kemudian menjadi pemberontak.

a. Tokoh-tokohnya:
• Al-‘Asy’asy ibn Qa`is al-Kindi
• Mas’ar ibn Fudaki al-Tamami
• Zaid ibn Husain al-Tha`i

b. Kelompok-kelompok Khawarij:
• Al-Muhakkimah
• Al-Azariqah
• Al-Najdat
• Al-‘Ajaridah
• Al-Sufriyah
• Al-‘Ibadhiyah
• Al-tsa’alibah
• Al-Baihasiyah

c. Pokok-pokok Pemikirannya:
• Orang yang tidak menetapkan hukum menurut al-Qur’an adalah kafir.
• Orang mukmin yang berbuat dosa besar (murtakib al-kaba`ir) adalah kafir atau murtad.
• Orang yang berbuat dosa besar dan murtad wajib dibunuh.
• Golongan Khawarij yang berasal dari pengikut ‘Ali bin Abi Thalib kemudian menentang ‘Ali disebut golongan al-Muhakkimah.
• Menurut mereka, ‘Ali bin Abi Thalib beserta Abu Musa al-Asy’ari dan Mu’awiyah bersama ‘Amr bin ‘Ash dan orang-orang yang menyetujui tahkim adalah telah melakukan dosa besar dan kafir; mereka semua harus dibunuh.
• Imam ataun pemimpin boleh saja dari selain suku Quraisy.
• Anak orang musyrik bersama orang tuanya di dalam neraka.

2) Murji`ah
Murji`ah berasal dari kata raja`a yang berarti “menunda” atau “memberi pengharapan”, yaitu menunda persoalan hukuman bagi Mukmin yang berbuat dosa besar terserah kepada Allah di hari Kiamat.
Murji`ah muncul sebagai reaksi terhadap pendapat kaum Khawarij yang menyatakan bahwa orang Mukmin yang melakukan dosa besar, adalah sudah murtad atau kafir.

a. Tokoh-tokohnya:
• Yunus ibn ‘Aun al-Numairi--------paham al-Yunusiyah
• ‘Ubaid al-Mukta’ib------------------paham ‘Ubaidiyah
• Ghassan al-Kafi----------------------paham Ghassaniyah
• Abu Tsauban al-Muji`i--------------paham Tsaubaniyah

Murji`ah dibagi dua aliran: aliran moderat dan aliran ekstrem.

b. Aliran moderat berpendapat bahwa:
• Orang yang berbuat dosa besar bukanlah kafir; dan tidak kekal dalam neraka; tetapi akan dihukum dalam neraka sesuai dengan besarnya dosa yang dilakukan.
• Orang yang berbuat dosa besar tetap masih mukmin; bukan kafir.
• Dosa besar yang dilakukannya terserah kepada Allah untuk mengampuni atau tidak mengampuni.

c. Aliran ekstrem mengatakan bahwa:
• Aliran ini dipelopori oleh Jahm bin Safwan, maka pengikut aliran ini disebut al-Jahmiyah.
• Orang Islam yang percaya kepada Tuhan dan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan, maka ia tidaklah menjadi kafir, kerena iman dan kufur letaknya di dalam hati; bukan dalam bagian lain dari tubuh manusia.
• Orang tersebut juga tidak menjadi kafir meskipun ia menyembah berhala, mengamalkan ajaran Yahudi atau Nasrani.
• Orang yang demikian bagi Allah tetap merupakan seorang mukmin yang sempurna imannya.
• Ibadah adalah beriman kepada Allah.
• Shalat, puasa, zakat, dan haji hanya menggambarkan kepatuhan kepada Allah; bukan ibadah kepada Allah.
• Perbuatan jahat, banyak atau sedikit tidak merusak iman seseorang.
• Perbuatan baik tidak akan merubah kedudukan seseorang musyrik atau polytheist.
• Jika seseorang mati dalam keadaan beriman, dosa-dosa dan perbuatan jahatnya tidak akan merugikan dirinya.

3) Mu’tazilah

a. Tokoh-tokohnya:
• Washil ibn ‘Atha’------------------paham Washiliyah
• Abu Huzail al-‘Allaf---------------paham Huzailiyah
• Ibrahim ibn Yasar al-Nazzam-----paham Nazzamiyah
• Abu ‘Utsman al-Jahiz--------------paham Jahiziyah
• Abdul wahab al-Jubba’i------------paham Jubba’iyah

b. Pokok-pokok Pemikirannya:
• Orang yang berdosa besar bukan kafir; dan bukan pula mukmin.
• Dosa besar yang dilakukannya mendapat tempati di antara dua tempat, yang terkenal dengan istilah al-manzilah baina al-manzilatain.
• Teologi Mu’tazilah bercorak rasional dan liberal; dan menganut paham Qadariyah.
• Teologi liberal Mu’tazilah meskipun menggunakan rasio, Mu’tazilah tidak mengabaikan wahyu; pemikiran-pemikiran mereka tetap ditopang dengan wahyu dari al-Qur’an.
• Pada masa Khalifah al-Ma’mun, tahun 827 teologi Mu’tazilah pernah menjadi mazhab resmi Negara.
• Ajaran teologi Mu’tazilah dipaksakan kepada masyarakat terutama mengenai paham bahwa “al-Qur’an adalah makhluk” yang diciptakan dan tidak bersifat qadim (kekal).
• Mu’tazilah menafikan sifat-sifat Allah dan menolak paham anthropomorphism (tasybih).
• Satu-satunya sifat Allah yang berbeda dengan makhluk ialah qadim (tanpa permulaan).

c. Lima Ajaran Dasar (al-Ushul al-Khamsah) Mu’tazilah:
1) al-Tauhid
2) al-‘Adl
3) al-Wa’d wa al-Wa’id
4) al-Manzilah baina al-Manzilatain
5) al-Amr bi al-Ma’ruf wa al-Nahy ‘an al-Munkar

4) Qadariyah

a. Tokoh-tokohnya:
• Ma’bad al-Juhani
• Ghailan al-Dimasyqi

b. Pokok-pokok Pemikirannya:
• Manusia mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan berbuat (free will and free act).
• Manusia mempunyai kemampuan atau kekuasaan untuk mengendalikan perbuatannya.
• Baik atau buruknya akibat perbuatan manusia adalah tergantung pada dirinya; tidak ada hubungannya dengan Tuhan.
• Manusia bisa menentukan nasibnya sendiri karena manusia mempunya kekuatan dan kemampuan (qudrah)..

5) Jabariyah

a. Tokoh-tokohnya:
• Al-Ja’d ibn Dirham
• Jahm ibn Safwan


b. Pokok-pokok Pemikirannya:
• Perbuatan manusia diciptakan Tuhan dalam diri manusia.
• Manusia seperti wayang yang tidak bisa bergerak kecuali digerakkan oleh dalang.
• Manusia tidak mempunyai kebebasan dalam kehendak dan berbuat sesuatu.
• Manusia dalam segala tingkah lakunya bertindak dengan paksaan Tuhan (fatalism).
• Segala perbuatannya sudah ditentukan sebelumnya oleh Tuhan (predestination).

6) Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah

a. Tokoh-tokohnya:
• Abu al-Hasan al-Asy’ari (w. 935 M)-------------------teologi al-Asy’ariyah
• Abu Mansur Muhammad al-Maturidi (w. 944 M)----teologi al-Maturidiyah.

Kedua teologi al-Asy’ariyah dan al-Maturidiyah disebut Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah. Baik teologi al-Asy’ariyah maupun al-Maturidiyah bersifat tradisional. Kemunculannya sebagai reaksi terhadap teologi Mu’tazilah yang dianggap menyimpang dari agama.

b. Pokok-pokok Pemikirannya:
• Allah tetap mempunyai sifat-sifat (itsbat); namun berbeda dengan makhluk..
• Al-Qur’an bukanlah makhluk (diciptakan) tetapi bersifat qadim.
• Perbuatan manusia bukanlah diwujudkan oleh manusia sendiri tetapi diciptakan oleh Allah.
• Allah tidak harus melaksanakan janji-janji baik dan ancaman-ancaman-Nya.
• Allah berkuasa mutlak dan bisa berbuat apa saja terhadap makhluk-Nya.
• Iman ialah pengakuan dalam hati tentang ke-Esaan Allah dan kebenaran rasul-rasul-Nya serta ajaran yang mereka bawa.
• Mengucapkannya dengan lisan dan mengamalkannya dengan perbuatan merupakan cabang iman.
• Orang yang berdosa besar jika meninggal dunia tanpa tobat, nasibnya terletak di tangan Tuhan.
• Jika Tuhan tidak mengampuni dosa-dosanya, maka ia akan disiksa dalam neraka; kemudian baru dimasukkan ke dalam surga karena tidak mungkin kekal tinggal dalam neraka.
• Orang yang tidak menjalankan perintah Allah bukanlah kafir.
• Iman adalah kunci untuk masuk surga, sedangkan amal adalah untuk menentukan tingkatan atau derajat seseorang dalam surga.




4. Aliran-aliran filsafat dalam Islam (Arab dan Non-Arab).

a. Pengertian Filsafat

• Filsafat ialah berpikir secara sistematis, koheren, konsepsional, radikal, rasional, komprehensif dan logis untuk memperoleh kebenaran.
• Tujuan filsafat adalah mencari hakikat kebenaran dari segala yang ada melalui kontemplasi dan spekulasi.
• Metode filsafat ialah analisis, sintesis, deduktif, dan induktif.
• Fungsi filsafat adalah menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah, dan menuntun jalan baru.

b. Aliran-Aliran Filsafat

1) Rasionalisme
Suatu aliran filsafat yang mengatakan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang dapat diterima oleh akal (rasio).

2) Idealisme
Suatu aliran filsafat yang mengatakan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang berada di alam ide, tidak bisa dilihat atau diraba.

3) Materialisme
Suatu aliran filsafat yang mengatakan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang bersifat materi.

4) Empirisme
Suatu aliran filsafat yang mengatakan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang berasal dari pengalaman.

5) Realisme
Suatu aliran filsafat yang mengatakan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang tampak (reality), dapat dilihat dan diraba.

6) Naturalisme
Suatu aliran filsafat yang mengatakan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang bersifat natural (alami atau kodrati).

7) Pragmatisme
Suatu aliran filsafat yang mengatakan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang bermanfaat dalam aktivitas kehidupan.

8) Positivisme
Suatu aliran filsafat yang mengatakan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang bersifat pasti, dapat diukur, diuji (realibilitas dan posibilitas), dan dibuktikan.

9) Monisme
Suatu aliran filsafat yang mengatakan bahwa kebenaran adalah kenyataan tunggal atau satu substansi; segala yang ada berasal dari yang satu. Misalnya, segala yang ada berasal dari air (Thales), apeiron (Anaximandros), udara (Anaximenes).

10) Dualisme
Suatu aliran filsafat yang mengatakan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang berasal dari dua substansi terdalam yaitu roh dan materi; segala yang ada berasal dari dua elemen.

11) Pluralisme
Suatu aliran filsafat yang mengatakan bahwa kebenaran adalah kenyataan jamak atau banyak substansi; segala yang berasal dari banyak unsure. Misalnya, berasal dari udara, api, air, dan tanah (Empedokles).

12) Transendentalisme
Suatu aliran filsafat yang berpendapat bahwa pengetahuan manusia atau kebenaran berasal dari alam luar atau ghaib.

13) Existensialisme
Suatu aliran filsafat yang berpendirian bahwa kebenaran itu berasal dari wujud nyata, yaitu manusia sebagai eksistensi.

14) Theologisme
Suatu aliran filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran, kebaikan dan keburukan dinilai dari kesesuaian atau tidak dengan perintah Tuhan.

15) Utilitarianisme
Suatu aliran filsafat yang mengatakan bahwa suatu kebenaran diukur pada nilai kegunaan (utility) sesuatu.

16) Vitalisme
Suatu aliran filsafat yang mengemukakan bahwa suatu kebenaran dapat dilihat pada daya hidup (vitality) yang maksimal.

17) Hedonisme
Suatu aliran filsafat yang berpendapat bahwa kebenaran diukur pada kenikmatan atau kelezatan (hedone).

18) Spiritualisme
Suatu aliran filsafat yang menyebutkan bahwa kebenaran itu berasal dari nilai-nilai spiritual (roh).

Masih banyak lagi aliran-aliran lain dalam filsafat yang semuanya mengacu pada cara berpikir dan kriteria memperoleh kebenaran sesuai dengan metode berpikir masing-masing. Karena itu, filsafat merupakan cara berpikir kreatif dan dinamis yang setiap saat dapat muncul aliran baru yang bervariasi.◙ HB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar