Jumat, 26 November 2010

KHUTBAH IDUL FITHRI 2010

SPIRITUAL POWER:
MENATA HATI DAN MEMPERKAYA JIWA
SEBAGAI REFLEKSI IBADAH PUASA RAMADHAN
Oleh: DR. H. Hasan Basri al-Mardawy, MA


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ َجَعَلَ رمضان شهر الصيام للمؤمنين، وجَعَلَ اْليَوْمَ عِيْدًا لِلْمُسْلِمِيْنَ، ، و أرسل رسوله رحمة للعالمين، و أنزل االقرآن هدى للمتقين.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدهُ لاَ شَرٍيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اْلمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ وخاتم النبيين.
اَلَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وبارك عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَاِبهِ وَمَنْ تَبِعَهمُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، يَوْمَ لاَيَنْفَعُ مَالٌ وَلاَ بَنُوْنَ اِلاَّ مَنْ أَتىَ اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ.
أمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا اْلمُؤْمِنُوْنَ، اِنَّ اللهَ تَعَالىَ أَمَرَنَا باِلتَّقْوَى وَطَاعَةِ رَسُوْلِه، ومن يطع الله ورسوله فقد رشد ومن يعصهما فقد غوى وضل ضلالا بعيدا. وأصيكم بتقوى الله عز وجل والسمع والطاعة، وقال الله تعالىِ فِيْ كِتَابِهِ اْلكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ. وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. وقال: وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا. فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا. قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا. وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا.

الله أكبر، الله أكبر، لا اله إلا الله والله أكبر، الله أكبر، ولله الحمد.
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر كبيرا.

Hadirin Sidang Jama’ah ‘Idul Fithri yang Berbahagia!
Segala puji untuk Allah yang menguasai alam semesta. Dialah yang mengatur kehidupan semua makhluk di jagat raya. Dia pula yang memberikan energi kehidupan untuk seluruh makhluk baik di darat, di laut, di gunung, maupun di dalam rimba raya. Dia penentu kehidupan dan kematian, kenikmatan dan kesengsaraan, kekayaan dan kemiskinan, keselamatan dan marabahaya. Dialah tempat bergantung semua manusia dalam menjalani hidup dan kehidupan dunia. Kepada-Nyalah bersujud semua yang berjiwa suci, baik di tengah keramaian maupun dalam kesunyian. Atas izin-Nyalah kita hadir di sini sebagai hamba yang haus kasih sayang-Nya, yang selalu merindukan cinta-Nya, dan ingin berjumpa dengan-Nya. Kita semakin sadar bahwa kehidupan dunia semakin terasa tak lama. Waktu terus berjalan mengikuti sunnah-Nya. Tahun ini sudah mendekati gerbang penghabisan. Tak banyak yang bisa kita lakukan selama bulan-bulan dalam setahun yang sudah berlalu kecuali kesibukan yang tak menentu, menyita banyak waktu, terasa lelah tubuh kita, dan terasa amat sedikit kita mensyukuri nikmat-nikmat-Nya. Semoga Allah mengizinkan kita agar dapat hidup untuk tahun-tahun yang akan datang dan dikuatkan iman serta semangat amal kita untuk selalu dekat dengan-Nya.
Hari ini merupakan wujud nyata kesucian jiwa dan kebeningan hati kita sembari bermuwajahah dengan Allah yang Maha Kuasa, dalam suasana yang penuh sukacita menyambut ‘Idul Fithri mulia yang penuh pesona mengikuti sunnah Rasul-Nya. Semua wajah menunduk penuh tawadhu’ ke hadirat Pencipta memohon ridha-Nya, pada hari yang berbahagia, ‘Idul Fithri. Baru saja kita melakukan ruku’ dan sujud di halaman masjid ini sebagai salah satu bukti kecintaan kita kepada Allah SWT dan sekaligus menghidupkan syi’ar-Nya. Sejak pagi tadi ketika kita berangkat ke tempat shalat, disunnahkan agar kita memperbanyak takbir, tahlil, dan tahmid:Allahu Akbar, Allahu Akbar, la ilaha illallahu wallahu akbar, Allahu Akbar wa lillahil hamd.
Jiwa kita terasa bergetar ketika melantunkan kalimat indah tersebut, ternyata kita sangat kecil dan hina di dalam genggaman Allah yang Maha Kuasa, masih sangat kurang rasa syukur kita kepada-Nya dibandingkan dengan nikmat-nikmat-Nya yang diberikan kepada kita tanpa henti dan tak sanggup kita menghitungnya. Hari ini merupakan hari kemenangan menuju perjuangan yang lebih besar dan berat untuk masa yang akan datang. Masih banyak kewajiban yang belum kita tunaikan, sementara kehidupan semakin singkat dan dekat dengan kematian. Tanda-tanda Kiamat pun semakin jelas dari hari ke hari, tanpa dapat dipungkiri setiap hari terjadi. Gunung meletus, hujan sepanjang tahun, banjir di mana-mana, gempa bumi, tanah longsor, kebakaran rumah dan bangunan, kezaliman merajalela, kemaksiatan melanda, dan banyak lagi prahara kehidupan yang kita saksikan hampir setiap hari. Fenomena ini menunjukkan bahwa alam mulai berbicara untuk mengingatkan manusia agar tidak lupa kepada Pencipta-nya, Allah ‘Azza wa Jalla.

وَلاَتَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ أُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang lupa kepada Allah sehingga Allah akan menjadikan mereka lupa terhadap diri mereka sendiri, mereka itulah orang-orang fasiq (QS. Al-Hasyr: 19).

Sidang Jama’ah Shalat ‘Idul Fithri yang Dirahmati Allah!
Puasa yang kita laksanakan dalam bulan Ramadhan tahun ini genap 30 hari; dan kita sangat bersyukur karena sempat menuntaskan ibadah puasa kita dengan selamat. Semoga amal-amal shalih kita selama sebulan penuh itu diberikan pahala yang berlipatganda oleh Allah SWT; dan mudah-mudahan kita termasuk kategori orang-orang yang diampuni serta dicatat sebagai calon penghuni surga yang pernah dijanjikan-Nya dalam al-Qur’an:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah meraih pengampunan dari Allah dan surga seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang bertaqwa (QS. Ali Imran: 133).

Berdasarkan ayat tersebut, surga disiapkan oleh Allah untuk orang-orang yang sudah diampuni dosa-dosa mereka. Kita diperintahkan untuk meraih pengampunan dengann jalan tobat, yaitu menjalani perintah Allah dengan sungguh-sungguh, penuh keikhlasan, dan secara kontinyu (mudawamah). Selama Ramadhan kita sudah membiasakan diri kita dengan amalan-amalan yang dapat mengantarkan kita ke peringkat taqwa; dan orang-orang yang bertaqwa itu disebut Muttaqin. Insan Muttaqin adalah dambaan surga; dan Allah akan menyambut orang-orang yang berpuasa dan bertaqwa untuk memasuki surga yang penuh kenikmatan melalui sebuah pintu khusus yang dinamakan Babur Rayyan (pintu yang memancarkan mata air yang penuh kesejukan). Setelah orang-orang berpuasa memasuki surga, pintu tersebut ditutup kembali sehingga orang-orang lain tidak berhak memasuki surga melalui Babur Rayyan. Ini merupakan penghargaan Allah kepada orang-orang berpuasa selama hidup di dunia ini.
Ketika dosa-dosa manusia dengan Allah telah diampuni, maka yang tersisa adalah dosa manusia dengan sesama manusia. Agar manusia terbebas dari kesalahan sesamanya maka manusia harus memaafkan saudaranya dengan hati yang lapang, tanpa menaruh dendam. Ada dosa seorang anak dengan kedua orang tuanya, dosa seseorang dengan saudara dan temannya, dosa seseorang dengan tetangganya, dosa murid dengan gurunya, dosa cucu dengan kakek dan neneknya, dan dosa manusia dengan jamaahnya. Semua dosa itu dapat terbebaskan jika kita saling berlapang dada pada hari ini untuk memaafkan kesalahan sesama kita dengan hati yang damai dan wajah yang berseri. Sifat pemaaf adalah ciri insan Muttaqin, seperti yang dinyatakan dalam al-Qur’an:

الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Orang bertaqwa itu adalah orang-orang berinfaq di waktu senang dan susah, mampu mengendalikan emosi, dan mau memaafkan orang lain; dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan (muhsinin). (QS. Ali Imran: 134).

Sifat pemaaf (al-‘Afuw) merupakan salah satu dari sifat-sifat Allah yang sangat mulia. Karena itulah kita selalu berdoa agar Allah memaafkan kita karena Allah sangat suka memaafkan siapa saja yang meminta maaf kepada-Nya. Doa itu sebenarnya adalah doa yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada isterinya, Aisyah. Pada suatu hari Aisyah bertanya kepada Rasulullah, “doa apakah yang paling bagus saya ucapkan di pada saat Lailatul Qadar?” Rasulullah menyuruh Aisyah membaca doa ini:


أللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عنى.
Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha Pemaaf, Engkau suka memaafkan, maka maafkanlah aku (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Turmudzi).

Rasulullah menggambarkan ketika dua anak manusia saling bejabat tangan maka gugurlah kesalahan-kesalahannya seperti gugurnya dedaunan yang sudah kering dari pohonnya. Begitulah gambaran kasih sayang yang dicurahkan Allah ke dalam hati orang beriman. Dan seorang Mukmin belum dianggap beriman jika dia masih menyimpan dendam terhadap sesamanya. Pada saat dia memaafkan saudaranya, maka Allah mengangkat derajatnya dan menghapus dosanya. Oleh sebab itu, memaafkan orang lain adalah suatu perbuatan yang sangat mulia di sisi Allah. Orang yang suka memaafkan orang lain akan dimasukkan ke dalam kelompok Muhsinin dan Muttaqin.

Para Hamba Allah yang Mulia!
Bulan Ramadhan dengan serangkaian ibadah yang kita lakukan di dalamnya merupakan ajang meraih kekuatan spiritual (spiritual power) dan upaya menata hati. Jiwa yang bersih akan meraih kemenangan; dan hati yang damai akan mendatangkan kebaikan. Dalam al-Qur’an, Allah mengingatkan kita agar senantiasa mensucikan jiwa kita dari segalam noda dan dosa.
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا. فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا. قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا. وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا.
Demi jiwa dan penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan jalan ketaqwaan; sesungguhnya orang yang mensucikan jiwanya akan meraih kemenangan; dan orang yang menodai jiwanya akan mendapat kegagalan (QS. Asy-Syams: 7-10).

Demikian juga orang yang selalu menata hatinya akan bertambah kebaikan dan semakin meningkat keimanan. Orang yang hatinya bersih dari noda dan segala sifat negatif akan selamat baik di dunia maupun di akhirat. Hati seorang mukmin penuh dengan iman dan cahaya. Sedangkan hati orang kafir penuh dengan kekufuran dan kegelapan.
Kebiasaan-kebiasaan positif selama bulan Ramadhan telah membekas dalam jiwa kita. Ketika kita berpuasa di siang hari, sejak terbit fajar sampai terbenam matahari berarti kita mencoba meniru perilaku Malaikat yang selalu tunduk, patuh dan taat kepada perintah Allah serta menjauhi segala larangan-Nya. Pada malam hari, kita ruku’ dan sujud kepada Allah, dengan melakukan shalat Tarawih (Qiyamu Ramadhan). Di sela-sela malam kita melantunkan ayat-ayat al-Qur’an dengan penuh kesyahduan. Pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan kita hidupkan malam dengan melaksanakan I’tikaf di masjid-masjid. Rangkaian puasa di siang hari, shalat Tarwih, tadarus al-Qur’an, dan I’tikaf merupakan jalan menuju spiritual power. Dalam shalat malam terdapat banyak keutamaan dan hikmah yang dapat memberikan kekuatan kepada jiwa kita. Rasulullah SAW melatih kekuatan jiwanya melalui shalat malam, sejak diturunkan surat al-Muzzammil kepadanya:
ياايهاالْمُزَّمِّلُ. قُمِ الَّيْلَ إِلاَّ قَلِيلاً. نِّصْفَهُ أَوِ انقُصْ مِنْهُ قَلِيلاً. أَوْزِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلاً. إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلاً ثَقِيلاً. إِنَّ نَاشِئَةَ الَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلاً. إِنَّ لَكَ فِي النَّهَارِ سَبْحًا طَوِيلاً. وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلاً.
Hai orang yang berselimut (Muhammad). Bangunlah dan laksanakan shalat malam, yaitu seperduanya atau kurangi sedikit dari seperdua malam. Atau tambahkan lagi waktu shalatmu, dan bacalah al-Qur’an secara tartil. Sesungguhnya Kami akan berikan kepadamu perkataan yang berbobot. Sesungguhnya bangun di waktu malam amatlah berat, namun sangat berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang siang hari sangat sibuk dengan urusannmu. Karena itu, ingatlah Allah dan beribadah kepada-Nya dengan penuh ketekunan. (QS. Al-Muzzammil: 1-8).

Setelah Rasulullah terbiasa melakukan shalat malam, beliau diberikan kekuatan jiwa oleh Allah sehingga beliau mampu menghadapi berbagai macam tantangan dan rintangan dalam berdakwah. Kekuatan jiwa yang dimiliki Rasulullah mampu menggetarkan dan mengalahkan orang-orang yang memusuhi dakwahnya. Dari ayat tersebut dapat dipahami beberapa poin penting dalam hubungannya dengan shalat malam. Pertama, shalat malam dapat dilakukan pada awal malam, pertengahan malam, atau sepertiga akhir malam. Kedua, selain shalat malam, di waktu malam lebih bagus dibaca al-Qur’an secara tartil. Ketiga, bacaan di waktu malam itu sangat berkesan dan berpengaruh dalam peningkatan kekuatan jiwa (aqwamu qila). Keempat, kalimat-kalimat dalam al-Qur’an mempunyai nilai atau bobot yang sangat tinggi (qawlan tsaqila). Kelima, bacaan di waktu shalat malam sangat meresap ke dalam jiwa dan penuh kesan. Keenam, bangun di waktu malam itu sangat berat, tetapi nilainya sangat tinggi di sisi Allah. Ketujuh, karena manusia sangat sibuk di siang hari, maka harus diimbangi dengan melakukan ibadah secara serius di malam hari sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Kekuatan lain dari shalat malam adalah bahwa Allah akan menempatkan orang yang melakukan shalat malam ke posisi terpuji (maqaman mahmuda); dan akan diberikan kekuatan yang luar bisa (sulthanan nashira).
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَى أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا. وَقُل رَّبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَل لِّي مِن لَّدُنكَ سُلْطَانًا نَّصِيرًا.
Pada sebagian waktu malam maka hendaklah engkau melaksanakan shalat tahajjud sebagai ibadah tambahan bagimu, semoga Allah akan menempatkanmu ke posisi terpuji. Dan berdoalah, ya Tuhanku, berilah aku jalan masuk yang benar dan berilah aku jalan keluar yang benar serta berilah aku kekuatan yang sangat hebat (super power). (QS. Al-Isra’: 79-80).

Memang, shalat malam sangat dahsyat sehingga Allah mewajibkannya kepada Rasulullah, namun tidak diwajibkan kepada umatnya. Tetapi siapa yang mau melaksanakan shalat malam akan mendapat kedudukan terpuji di sisi Allah dan sekaligus diberikan kekuatan jiwa yang tidak ada tandingannya. Kekuatan jiwa diberikan oleh Allah dalam bentuk kekuatan iman, kecermerlangan pikiran, kesucian hati, kemuliaan akhlak, kewibawaan, dan kemampuan mengendalikan diri.
Selanjutnya Rasulullah menjelaskan tentang pengaruh positif shalat malam terhadap kehidupan orang-orang beriman:
عليكم بقيام الليل فإنه دأب الصالحين قبلكم ومقربة إلى ربكم ومكفر للسيآت ومنهاة عن الإثم ومطردة للداء عن الجسد.
Hendaklah kamu membiasakan diri melakukan shalat malam, karena sesungguhnya shalat malam itu kebiasaan orang-orang shalih sebelummu, dapat mendekatkan dirimu kepada Allah, dapat terhapus kesalahan dan dosa, dapat mencegah dirimu dari perbuatan dosa, dan dapat mengusir penyakit dari tubuh. (HR. Ath-Thabrani).

1. Kebiasaan Orang-orang Shalih
Orang shalih adalah orang yang selalu membiasakan dirinya dengan amal-amal shalih dan selalu berupaya meningkatkan iman dan ilmunya untuk kesempurnaan amalnya. Salah satu kebiasaan orang shalih adalah melaksanakan shalat malam. Orang yang biasa mengerjakan shalat malam berarti termasuk ke dalam golongan orang-orang shalih. Orang shalih adalah manusia yang sangat mulia di sisi Allah karena amal-amal yang dikerjakannya selalu yang baik-baik, yang mendatangkan pahala. Amalan orang shalih selalu mengacu pada sunnah Rasulullah SAW.

2. Mendekatkan Diri kepada Allah
Mendekatkan diri kepada Allah atau lazim disebut taqarrub adalah suatu upaya untuk meraih kecintaan dan keridhaan Allah dalam hidup ini. Orang yang terbiasa melakukan shalat malam akan semakin dekat dengan Allah sehingga setiap gerak geriknya memancarkan keikhlasan, kelembutan, keramahan, sikap rendah hati, kesopanan, kemuliaan akhlak, keadilan, kesabaran, dan ketaatan. Orang yang dekat dengan Allah akan dicintai dan diberikan pertolongan oleh Allah.

3. Menghapus Kesalahan dan Dosa
Shalat malam dapat menghapus dosa. Orang yang melakukan shalat malam akan diampuni oleh Allah. Apalagi di waktu malam dengan penuh perjuangan seorang hamba terjaga dan bangun dari tidurnya langsung ingat Allah. Kemudian, mendirikan shalat malam dengan khusyu’ dan tadharru’ maka Allah akan memperhatikannya. Karena diperhatikan oleh Allah, dia akan memperoleh apa yang dia minta. Permintaan seorang hamba kepada Allah yang paling utama adalah permohonan agar diampuni kesalahan dan dosa. Syarat masuk surga adalah terampuni dosa-dosa, maka orang yang sudah diampuni dosanya berarti dia sudah pantas masuk surga. Dan bukti tobat seseorang kepada Allah juga dapat ditandai dengan kebiasaannya mengerjakan shalat malam.

4. Mencegah Diri dari Perbuatan Dosa
Shalat malam dapat mencegah seseorang dari berbuat dosa. Karena kedekatan hama yang shalat malam dengan Allah maka Allah akan menjaganya dari melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari ajaran-Nya. Jika seorang hamba sudah dekat dengan Allah, maka Allah sangat sayang kepadanya dan Allah akan selalu membimbingnya ke jalan cahaya dan hidayah-Nya, sehingga segala keinginan dan niat jahat tidak akan dilakukannya. Ini berarti Allah telah mencegahnya dari berbuat dosa.

5. Mengusir Penyakit dari Tubuh
Shalat malam tidak hanya memberikan kekuatan jiwa tetapi juga menopang kesehatan dan kekuatan fisik. Salah satu hikmah penting dari shalat malam adalah dapat mengusir penyakit dari tubuh. Membiasakan diri bangun di waktu malam untuk bersujud kepada Allah dapat menyehatkan tubuh. Bahkan, dengan shalat malam dapat tersembuhkan penyakit. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang pakar kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Dr. Sholeh tentang Pengaruh Shalat Tahajud terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imunologik ternyata bahwa orang yang biasa melakukan shalat malam jauh dari penyakit. Tidak dapat disangkal, dengan shalat malam dapat menyembuhkan penyakit hipertensi, penyakit jantung, stroke, kanker, tumor ganas, dan sebagainya. Itulah hikmah syariat Allah yang tidak hanya mendatangkan pahala bagi setiap yang mengamalkannya, melainkan juga bermanfaat bagi jiwa dan raga manusia itu sendiri. Subhanallah…!

Hadirin dan Hadirat yang Dimuliakan Allah!
Mengakhiri khutbah ini, marilah kita renungi sebuah pesan dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ya’qub ‘alaihimassalam kepada anak-anak mereka, yaitu “mereka berjanji akan menyembah Allah yang Esa dan berpegang teguh pada agama Islam, hidup dan mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah.” Informasi mengenai ini diabadikan dalam al-Qur’an surat Al-Baqarah [2] ayat 132.
وَوَصَّى بِهَآإِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبَ يَابَنِيَّ إِنَّ اللهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُون.َ
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ibadah puasa Ramadhan merupakan cerminan keyakinan atas kasih sayang Ilahi kepada orang-orang beriman. Dalam rangka merayakan ‘Idul Fithri tahun ini, marilah kita tanamkan sifat-sifat terpuji dan mulia di dalam jiwa dan hati agar kita menjadi hamba Allah yang sebenarnya. Dan marilah kita tumbuhkembangkan sikap pemaaf agar kita dapat hiudp rukun, harmonis dan damai di bawah panji Islam. Marilah kita tata hati menjadi indah sehingga amal-amal kita pun semakin indah di masa-masa mendatang. Yakinlah bahwa akan tiba suatu saat nanti di mana harta dan anak-anak yang dibanggakan tidak memberikan manfaat sedikit pun kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang damai (qalbun salim).

يَوْمَ لاَيَنْفَعُ مَالٌ وَلاَ بَنُوْنَ اِلاَّ مَنْ أَتىَ اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ.
Pada hari itu (Kiamat), harta dan anak-anak tidak berguna lagi, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang damai (Qs. Asy-Syu’ara’: 88-89).

Akhirnya, marilah kita memohon sembari bermunajat kepada Allah yang Maha Kuasa, semoga dengan rahmat-Nya hati kita semakin menyatu, tingkat solidaritas kita semakin meningkat, kesadaran kita semakin tinggi, kepekaan nurani kita semakin hidup dan kekuatan spiritual kita semakin meningkat untuk menegakkan hukum Allah di bumi ini. Kemudian, kita wariskan ajaran Islam ini kepada anak-anak dan cucu-cucu kita dan membiasakan mereka melaksanakan shalat sebagai pilar Islam, sehingga kita tidak termasuk ke dalam kelompok manusia yang meninggalkan generasi yang mengabaikan shalat dan memperturutkan hawa nafsu; sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur’an:
فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاَةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا إلا من تاب وءامن وعمل صالحا فأولائك يدخلون الجنة ولايظلمون شيئا
Maka lahirlah setelah mereka generasi yang mengabaikan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, maka mereka akan terjebak dalam kesesatan; kecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan beramal shalih, maka mereka akan masuk surga dan mereka tidak akan dizalimi (QS. Maryam: 59-60).

• اللَّهُمَّ مَالِكِ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرُُ
• رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
• رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِاْلإِيمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
• رَبَّنَا لاَتُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
• رَبَّنَآ أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ
• رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
• رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
• سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلىَ اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar