AHMAD SURKATI: WAHHABI ATAU MU’TAZILAH?
Sebagian pengunjung blog ini ada yang dari kalangan wahhabi dan ada yang dari kalangan mu’tazilah. Ada juga yang mengkafirkan orang-orang seperti saya dan ada juga yang mengkafirkan orang-orang PKS karena ikut kepada demokrasi. Masya Allah…. kami memang tak setuju dengan demokrasi, tetapi kami tak mengkafirkan ahlul qiblah. Di antara mereka ada yang mengaku sebagai pengikut salafy dan mengidolakan Ahmad Dahlan dan juga Ahmad Surkati.
Ada pula yang berkata bahwa saya banyak mengkritik wahhabi karena saya iri, ketika Ahmad Dahlan dan Ahmad Surkati di undang ke Arab Saudi, KH. Hasyim Asyari tidak diundang. Sungguh konyol. Untuk apa saya iri? Apa hebatnya raja wahhabi macam Saudi?
Namun, yang juga konyol, dia berfikir bahwa Ahmad Surkati adalah Wahhabi. Saya fikir orang Ahlus Sunnah saja yang agak kesulitan untuk membedakan mana Mu’tazilah dan mana Wahhabi. Ternyata, ada juga diantara mereka yang sulit membedakan mana Wahhabi dan mana Mu’tazilah.
Ahmad Surkati, seperti dijelaskan Hussein Badjerei dalam buku “Al-Irsyad Mengisi Sejarah Bangsa”, bukanlah pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab. Ahmad Surkati adalah seorang Mu’tazilah pengikut Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Muhammad Rasyid Ridho.
Adapun orang-orang PKS itu kebanyakan mereka adalah pengikut Hassan Al-Banna. Hassan Al-Banna adalah pengagum M. Rasyid Ridho dan M. Abduh. Jadi, mereka termasuk orang-orang berfikiran Mu’tazilah pula. Namun di dalam PKS juga terdapat kaum Wahhabi, atau mungkin Wahhabi-Mu’tazilah, atau mungkin Salafy-Mu’tazilah. Saya masih belum bisa menentukan istilah yang tepat untuk sebagian petinggi mereka yang masih membid’ahkan maulid, ziarah ke makam para wali, tawassul dan sebagainya. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar