SEJARAH MASUK ISLAM DI AUSTRALIA: A BRIGHT HOPE
Sejarah masuknya Islam ke Australia dimulai dari interaksi pertama
kali nelayan yang berasal dari Sulawesi Selatan (Indonesia) dengan
penduduk asli di bagian Utara Australia (Aborigin) pada sekitar tahun
1750. Tidak banyak jumlah Muslim yang tinggal di Australia saat itu,
sampai pada sekitar tahun 1860 serombongan penggembala onta berasal dari
Afganisthan datang ke Australia menambah jumlah Muslim yang tinggal di
Australia.
Pada abad ke 19 Australia mempunyai banyak daerah/tanah yang kaya
akan sumber daya alam yang belum tereksploitasi.Sebagian besar dari
tanah tersebut berupa padang pasir dengan temperatur yang sangat tinggi
dengan sedikit sumber mata air. Onta merupakan binatang ideal untuk
kondisi tersebut, maka pada tahun 1840 seorang bernama Horrick
memasukkan (import) pertama kali onta ke Australia, dia ingin
membandingkan antara onta dan kuda sebagai hewan pengangkut barang di
padang pasir, tetapi missi ini gagal. Kelompok onta selanjutnya datang
pada tahun 1860 sebanyak 24 onta. Dengan mencoba mempergunakan onta
sebagai hewan pengangkut, Australia membutuhkan orang-orang yang ahli
dalam mengendarai dan mengoperasikan onta, maka didatangkanlah untuk
pertama kali orang-orang Afghanistan untuk mengoperasikan 24 onta
tersebut, dan tidak lama setelah itu berdatangan lebih banyak Muslim
Afghanisthan ke Australia. Sekitar 10.000 sampai 12.000 onta didatangkan
ke Australia dalam kurun waktu antara tahun 1860 sampai 1907.
Sekitar 3000 orang Muslim berasal dari Afghanistan bekerja sebagai
pengangkut barang-barang, air, serta makanan dengan mempergunakan onta
di daerah-daerah yang sulit. (A. Saeed, Islam in Australia, Allen &
Unwin, 2003). Para penggembala onta dari Afghanistan ini menemukan
tempat yang hampir sama kondisinya seperti di daerah asal mereka di
Australia tengah, mereka mengendarai ontanya dan berjalan melintasi
padang pasir sekitar 600 km untuk mengangkut barang-barang kebutuhan
utama dan penting dari Oodnadatta menuju Alice Springs (Australia
Tengah). “Kontribusi mereka dalam membuka areal serta jalur umum untuk
masyarakat luas di daerah-daerah Australia sangat besar dan penting.
Tulang punggung perekonomian tradisional Australia saat itu yaitu
agriculture dan pertambangan sangat membutuhkan onta sebagai alat
transportasi beserta penggembalanya” (Tin Mosques and Ghantowns –
Christine Stevens 1989).
Dengan berakhirnya era transportasi industri mempergunakan onta pada
sekitar tahun 1920, serta peraturan yang lebih ketat dari badan Imigrasi
Australia berkenaan dengan sedikitnya populasi warga kulit putih
Australia, maka jumlah Muslim Afghanistan yang dating ke Australia
menjadi berkurang. (B. Cleland, The Muslims in Australia: A Brief
History, Islamic Council of Victoria, 2002).
Pada sekitar tahun 1960, disebabkan peraturan yang lebih longgar dari
badan Imigrasi Australia berkenaan dengan migrasi bangsa non-Eropa ke
Australia, jumlah Muslim yang datang ke Australia menjadi bertambah.
Pada sekitar tahun 1960 dan sekitar tahun 1970 dalam jumlah yang cukup
besar terjadi migrasi Muslim dari Lebanon dan Turki ke Australia, dimana
jumlah Muslim terbesar di Australia saat ini berasal dari ke dua Negara
tersebut. Jumlah Muslim terbesar yang tinggal di Australia saat ini
berasal dari bangsa Arab, dibandingkan dengan bangsa Arab lainnya Muslim
yang berasal dari Lebanon mempunyai jumlah terbesar dan sejarah migrasi
yang lebih panjang/lama. Migrasi pertama bangsa Libanon ke Australia
terjadi pada sekitar akhir tahun 1880-an. Gelombang kedua migrasi
terjadi antara tahun 1947 sampai dengan 1975, terutama setelah terjadi
perang antara bangsa Arab dan Israel pada tahun 1967. Gelombang ke tiga
terjadi pada tahun 1976 setelah terjadi perang sipil di Lebanon. Bangsa
Arab lain yang mempunyai populasi terbanyak di Australia adalah dari
Mesir. Seperti halnya bangsa Lebanon, migrasi bangsa Mesir ke Australia
terbesar terjadi setelah perang dunia II, migrasi ini terjadi dalam dua
gelombang yaitu antara tahun 1947 sampai dengan 1971, dan gelombang ke
dua terjadi pada sekitar akhir 1980-an. (A. Saeed, Islam in Australia,
Allen & Unwin, 2003).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar