PENDIDIKAN ANAK MENURUT AL-QUR’AN
Oleh: Hasan Basri al-Mardawy
Prolog
Anak merupakan amanah yang dititipkan Allah kepada orang tua. Anak juga merupakan perhiasan dunia yang penuh ujian dan cobaan bagi orang tua. Anak juga diumpamakan ibarat kertas putih yang memungkinkan ditulis apa saja di atasnya. Semua orang tua mengharapkan agar anak-anak mereka menjadi orang yang berguna baik bagi agama, masyarakat, maupun bagi negara. Untuk mencapai tujuan ini maka anak perlu dididik ke arah yang benar, yaitu arah yang diridhai Allah. Tanggung jawab dalam pendidikan anak adalah orang tua (ayah dan ibu). Karena itu, ayah dan ibu merupakan guru pertama bagi anak. Selain itu, pendidikan anak juga merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, guru di sekolah, dan pemerintah. Namun, rumah tetap menjadi pusat pendidikan yang paling sentral bagi anak.
Tanggung Jawab Orang Tua
Bagaimana pun rumitnya dalam mendidik anak, orang tua memainkan peranan penting dalam pendidikan anak sampai anak itu dewasa. Menurut hadits Rasulullah SAW hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tua ada tiga:
1. Memberi nama yang baik setelah anak dilahirkan.
2. Mengajarkan membaca dan menulis sesudah anak berakal.
3. Menikahkannya jika sudah dewasa.
Dalam hadits yang lain secara rinci, Rasulullah menjelaskan ada lima hal yang perlu dilakukan orang tua ketika kelahiran anak:
1. Tahnik, yaitu mengusap manisan (seperti korma, madu, atau sejenisnya) pada lidah atau langit-langit mulut anak sambil berdoa agar Allah memberkatinya. (Hadits Riwayat Bukhari)
2. Do’a, yaitu memohon kepada Allah agar anak tersebut dilindungi oleh Allah dari gangguan dan godaan syaitan: a’uzu bikalimatillahit tammah, min kulli syaithanin wa hammah, wa min kulli ‘ainin lammah. (Hadits Riwayat Bukhari)
3. Tasmiyah, yaitu memberi nama anak dengan nama yang bagus pada hari ketujuh dari kelahirannnya. (Hadits Riwayat Abu Dawud, Turmuzi, dan Darimi).
4. Halq, yaitu mencukur rambut pada hari ketujuh dari kelahiran bayi. (Hadits Riwayat Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Turmuzi).
5. Zibhah, yaitu menyembelih satu ekor kambing untuk anak perempuan, dan dua ekor kambing untuk anak laki-laki pada hari ketujuh dari kelahirannya. (Hadits Riwayat Ahmad dan Turmudzi).
Seluruh rangkaian pelaksanaan seperti tersebut di atas, dalam Islam, disebut ‘aqiqah. ‘Aqiqah hukumnya sunat mu’akkadah (sunat yang sangat dianjurkan). Jika tidak mampu menyediakan kambing, maka melaksanakan empat hal saja (tahnik, do’a, tasmiyah, dan halq) sudah memadai. ‘Aqiqah hanya dilakukan pada waktu yang telah ditentukan, yaitu pada usia 7 hari, atau 14 hari, atau paling lambat 21 hari. Adapun bagi yang melaksanakan sesudah itu, tidak lagi disebut ‘aqiqah. Tujuan ‘aqiqah adalah untuk membebaskan anak dari pegadaian (murtahan), sehingga anak sudah memiliki identitas dan sudah jelas pula identitas orang tuanya.
Kewajiban Mendidik Anak
Anak wajib diberikan pendidikan baik di dalam keluarga, di sekolah, maupun di dalam kehidupan sosial. Dalam al-Qur’an disebutkan bahwa orang tua wajib mendidik anaknya agar terhindar dari siksaan api neraka (At-Tahrim: 6). Selain itu, dalam surat An-Nur ayat 58 yang menjelaskan tentang etika hubungan anak dengan orang tua di dalam rumah dalam tiga waktu:
Ø Sebelum shalat subuh
Ø Siang hari
Ø Sesudah shalat Isya
Ketiga waktu tersebut merupakan aurat bagi orang tua yang tidak boleh dilihat oleh anak. Ini merupakan pendidikan moral dan sekaligus pendidikan seks bagi anak. Di samping itu, Rasulullah menganjurkan agar anak laki-laki dan perempuan dipisahkan tempat tidur ketika mereka sudah berumur 10 tahun.
Materi Pendidikan
Mengenai materi pendidikan dijelaskan secara rinci dalam surat Luqman ayat 12-19.
1. Pendidikan ‘Aqidah (Luqman: 12)
2. Pendidikan Akhlak (Luqman: 13-15)
3. Pendidikan Ibadah (Luqman: 16-17)
4. Pendidikan Dakwah (Luqman: 17)
5. Pendidikan Sosial (Luqman: 19)
Metode Pendidikan
Metode adalah cara yang ditempuh oleh pendidik dalam membimbing dan memberikan pelajaran kepada anak sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan.
1. Metode Uswah Hasanah (Keteladanan)
2. Metode Tabsyir (Menggembirakan)
3. Metode Tanzir (Memberi hukuman)
4. Metode Hiwar (Dialog/Tanya Jawab)
5. Metode Tafakkur/Tadabbur (Perenungan/Penghayatan)
Tujuan Pendidikan
1. Agar anak menjadi hamba Allah yang bertaqwa.
2. Agar anak menjadi khalifah yang berkualitas.
3. Agar anak dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Epilog
Demikianlah sekilas mengenai pendidikan anak menurut al-Qur’an sebagai bekal bagi orang tua dan guru dalam mendidik anak-anak baik di rumah maupun di sekolah. Semoga Allah meridhai harapan dan usaha kita dalam menyiapkan generasi masa depan yang beriman, taat beribadah, memiliki akhlak mulia, dan terampil dalam berdakwah untuk menyiarkan dan memajukan agama Islam. Mengakhiri pembahasan ini marilah kita dendangkan syair di bawah ini untuk membelajarkan anak-anak kita dalam mensyukuri nikmat yang diberikan Allah, berupa fisik kita yang banyak sekali manfaatnya.
MENSYUKURI KENIKMATAN
Allah berikan mata ini untuk melihat keindahan
Allah berikan hidung ini untuk mencium wewangian
Allah berikan lidah ini untuk mengucap kebenaran
Allah berikan telinga ini untuk mendengar kebaikan
Ayo wahai kawan… mari syukuri kenikmatan 2 X
Allah berikan hati ini untuk merasa kedamaian
Allah berikan tangan ini untuk menolong sesama insan
Allah berikan kaki ini untuk mencari keridhaan
Allah berikan tubuh ini untuk mengabdi pada Islam
Ayo wahai kawan… mari syukuri kenikmatan 2 X
Tidak ada komentar:
Posting Komentar