Senin, 30 Agustus 2010

LAILATUL QADAR

HAKIKAT LAILATUL QADAR

Makna Lailatul Qadar

Lailah artinya malam; dan qadar artinya ketentuan atau ketetapan. Lailatul qadar berarti malam penentuan. Maksudnya adalah malam itu Allah menentukan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan makhluk-Nya di bumi, termasuk manusia. Khusus untuk orang beriman, Allah menentukan pahala yang berganda serta ditentukan pula rezki dan amal-amal yang akan dilaukan selama satu tahun ke depan. Selain itu Allah juga menentukan kualitas amal seseorang yang kebaikannya mencapai 1000 bulan; sarat dengan kebaikan.

Amal yang Membumi

Amalan manusia di malam alqadar itu lebih baik daripada 1000 bulan yang lain. Ini berarti Allah sangat syang kepada hamba-Nya sehingga malam itu dijadikan sebagai ajang akumulasi pahala amal; dan itulah puncak Ramadhan yang sangat signifikan bagi kehidupan Mukmin. Ini sebagai isyarat bahwa dengan beribadah di malam itu, orang akan memperoleh keberkatan umur dan amal. Umur tidak perlu panjang, yang penting amalnya banyak dan berkualitas. Karena itu, dalam kehidupan ini tidak perlu umur panjang; dan dengan sendirinya, dalam Islam "tidak ada istilah berdoa untuk panjang umur" tetapi kita berdoa agar diberikati umur dan amal.  Hidup lama tetapi amal buruk sama saja dengan sia-sia.

Secara matematis, usia seseorang yang memperoleh malam alqadar itu dapat dikalikan dengan angka 1000. Jika dia berumur 25 tahun, misalnya, berarti sama denag perkalian 25 X 1000 + 25.000 tahun. Jika ada yang sudah berusia 60 tahun sama dengan 60.000 tahun demikian seterusnya. Inilah makna berkah dalam amalan Ramadhan terutama malam alqadar.

Cara Meraih Lailatul Qadar

Rasulullah mencontohkan cara mencari lailatul qadar dengan melakukan: 1) menghidupkan 10 malam terakhir di bulan Ramadhan; 2) membangunkan keluarganya; dan 3) mengencangkan ikat pinggangnnya. Menghidupkan malam dengan i'tikaf di masjid (shalat sunat malam, zikir, istighfar, membaca quran, dan berdoa). Membangunkan keluarganya agar pergi ke masjid untuk beribadah dengan i'tikaf. Mengenvangkan ikat piunggang pertanada keseriusan nabi dalam melakukan i'tikaf di masjid dan penuh konsentrasi. Dalam kondisi inilah nabi meraih nikmatnya lailatul qadar.

Kesimpulan

1. Lailatul qadar adalah malam yang penuh kenikmatan, kebahagiaan, dan kesyahduan.
2. Siapa yang meraih lailatul qadar berati ia telah mendapat kebaikan dan keberkatan yang berkelipatan 1000.
3. Cara metaih lailatul qadar itu adalah dengan melakukan i'tikaf di masjid pada 10 malam terakhir dalam bulan Ramadhan.

WassHasan Basri

Edukasi

PUSARA AYAH.Puisi


PUSARA  AYAH

Ibu…di manakah ayah berada?
Aku ingin melihat wajahnya
Aku ingin bermanja bersamanya
Aku ingin duduk di pangkuannya
Aku ingin merasakan belaian kasih sayangnya
Seperti anak-anak lain yang haus cinta dan kasih sayang

Ibu … jika ayah sudah tiada
Antarkan aku ke pusaranya
Aku ingin berdo’a untuk ayah yang tercinta
Aku ingin menatap batu nisan yang membisu
Sebagai tanda baktiku di dunia

Ayah … do’aku untukmu selalu
Semoga Allah mengampuni dan menyayangimu

Ketika aku sendiri dalam sunyi dan sepi
Ketika aku tak ada yang menghampiri
Aku duduk termenung
Menatap masa depan penuh harapan
Meskipun ayah jauh dariku

Kala aku mendambakan kasih ibu
Beliau pun sudah tak ada …
Aku hanya menatap pusara yang hampa
Sambil aku mengkhayal…
Seandainya ayah dan ibuku masih hidup
Aku akan bahagia dengan belaian kasih sayangnya
Namun, aku sadar bahwa Allah maha Kuasa
Takdirnya telah tertulis dalam catatan
Pada awal penciptaan manusia

Di rumah penyantun Cut Nyak Dhien ini
Aku merajut masa depan
Menata kehidupan
Dengan kasih sayang ibu-ibu
Ayahku sudah diganti dengan anugerah
Kasih sayang insan beriman
Yang peduli kepada kami di rumah ini

Do’a kami menyertai
Bapak-bapak dan ibu-ibu kami yang peduli
Ya Allah … berilah pengampunan, keberkatan dan kemudahan rizki
Kepada Bapak-bapak dan Ibu-ibu kami yang menyayangi kami
Lindungilah mereka dan masukkan mereka ke dalam surgamu bersama
Rasul kesayangan-Mu, Nabi Muhammad…Amin!

Karya: Hasan Basri al-Mardawy

DIDAKTIKA

Sabtu, 21 Agustus 2010

Wawasan Keilmuan

Pencerahan intelektual ini dimaksudkan untuk membuka wawasan keilmuan para pencinta ilmu di mana saja mereka berada. Sebagaimana dimaklumi, ilmu merupakan cahaya Ilahi yang menerangi relung hati dan jiwa yang kemudian dipancarkan melalui kreasi manusia sehingga melahirkan karya yang berguna bagi kemanfaatan orang banyak. Dengan adanya kreasi ini akan bertambah banyak manusia yang pandai dan dapat menggunakan aneka temuan untuk mempermudah urusan kehidupan. Dalam konteks al-Qur'an, kemanfaatan ini mengacu kepada aplikasi makna tadabbur dan tasyakkur. Tadabbur melahirkan ilmu dan hikmah; sedangkan tasyakkur melahirkan teknologi canggih, yang memudahkan manusia mengelolan kehidupan menuju kesejahteraan bersama. Dengan demikian, prinsip ilmu, hikmah dan teknologi dapat mengantarkan manusia kepada kehidupan yang lebih berwawasan Qur'ani. Manusia didorong untuk berpikir dan berpikir sehingga melahirkan ilmu dengan bantuan Ilahi, 'allamal insana ma lam ya'lam. Karena itu, ilmu mengantarkan manusia kepada kedamaian dan keharmonisn hidup dunia dan akhirat. Jadilah pencinta dan pengamal ilmu sejati.